Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado saat menggelar aksi di kampus IAIN Manado (12/10). (Dokpri: Nalarprogres.blogspot.com)
MANADO -- Sempat mandek sekira 4 tahun silam, kini kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado kembali heboh diwarnai aksi unjuk rasa oleh mahasiswa terhadap birokrasi, Selasa (12/10).
Dengan mengenakan pakaian serba hitam, Aliansi Mahasiswa IAIN Manado mengelilingi kampus hijau tersebut sembari membentangi layar yang bertuliskan 'Reformasi Birokrasi'.
Riski Muhammad, selaku Jendral Lapangan (Jenlap) sekaligus Ketua Senat Mahasiswa Institut mengatakan, sudah terlalu lama mahasiswa bersabar akan segala masalah yang dibiarkan begitu saja oleh kampus.
"Kerinduan gerakan mahasiswa IAIN Manado ini telah dinanti jauh-jauh hari, beberapa tahun belakangan tak pernah lagi terdengar adanya suara megafone yang bergema di tiap-tiap lorong kampus," katanya.
Menurutnya, suasana kampus yang hening bukan berarti kampus aman-aman saja, bukan berarti tidak punya kesalahan, hanya saja mahasiswa mengambil waktu untuk mengumpulkan seluruh data (aspirasi) untuk disampaikan ke publik maupun birokrasi.
"Akhirnya lewat aliansi ini, mahasiswa bersama-sama untuk menyampaikan berbagai problematika yang ada di ruang lingkup kampus lewat beberapa poin-poin tuntutan yang telah kita sepakati bersama," tambah Ketua Senat Mahasiswa itu.
Di sisi lain, Rektor IAIN Manado, Delmus Puneri Salim, dengan ditemani Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Musdalifah Dachrud, dan sebagian pegawai rektorat hendak turun menemui massa aksi.
"Saya harap mari kita jalin kerja sama antara mahasiswa dan birokrasi kampus untuk menjadikan IAIN Manado lebih baik. Dan minta tolong berikan kepercayaan kepada saya untuk segala tuntutan dari adik-adik," ujarnya.
Delmus, mengapresiasi unjuk rasa dari kalangan mahasiswa, karena tindakan ini sebagai bentuk keseriusan adik-adik mahasiswa dalam membenahi kampus kedepan.
Kemudian, Penanggung Jawab Aksi, Darham Thalib menuturkan, bahwa aksi yang telah digelar semata-mata bukan hanya ceremony belaka, melainkan bukti nyata keresahan mahasiswa saat ini terhadap kampus.
"Bapak Rektor benar-benar harus selesaikan masalah yang sudah kompleks ini, harus dikawal sampai tuntas. Apabila tuntutan-tuntutan ini tidak diindahkan oleh pihak kampus, dalam kurun waktu yang telah ditentukan maka akan ada gerakan selanjutnya," tutup Presiden Mahasiswa itu.
Diketahui berdasarkan pantauan Nalarprogres.blogspot.com, aksi berjalan alot dan damai, disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Adapun beberapa poin tuntutan:
2. Hentikan represifitas dosen.
3. Menuntut pihak kampus untuk melakukan penjaringan beasiswa sesuai dengan ketentuan/yang seharusnya.
4. Memperbaiki seluruh fasilitas kampus.
5. Menuntut keras Rektor untuk menyelidiki dan menindak persoalan Pungli.
6. Meminta konfirmasi kepada pihak kampus terkait dengan Tempat Pembuangan Sampah.
Pewarta: Rusli Limpudong
Editor: Al Ahyar Mokodompit