IAIN Manado & Ruh Intelektualisme; Sebuah Refleksitas Terhadap Posisi Mahasiswa di Abad 20


IAIN Manado & Ruh Intelektualisme ; sebuah Refleksitas terhadap Posisi Mahasiswa di abad 20

Kampus merupakan mimpi para pemuda untuk bisa menyandang gelar Mahasiswanya (kaum punya pendidikan), IAIN MANADO hanya sebuah nama saja, yang membuat ia dikenal orang adalah pendidikan yang bermutu dan mampu bersaing pada tatanan realitas, sesuai dengan visi misi kampus .

Dimana ketika kuliah ada satu hal jadi jaminan kelak apa itu? Kerja, dll. Berangkat dari hal di atas ada hal yang perlu kita jaminkan kepada publik kelak "Spirit Pemikiran", dimana hari ini banyak ketimpangan serta dominasi / otoritas yang mengucilkan intelektual lainnya, agak lucu ketika itu dibuat dalam ranah intelektual (pemikir), mengutip kata Soe hok gie : "jika kebebasan di batasi, maka ruginya bangsa ini".

Spirit yang sebenarnya itu apa sih? Spirit intelektual adalah mampu memberi kepada yang belum melihat dan mampu menghadapi tantangan dunia. Contoh kecil baru-baru ada pengkuburan intelektual (Razia buku) dimana semangat intelektual dikuburkan dengan dalih komunis dan lain sebagainya, dominasi semacam itu adalah tantangan bahwa harus ada semangat (perjuangan) untuk menghadapi hal tersebut.

Ada beberapa cendekia memberi gagasan terhadap pendidikan, di awal agresi nazi-hitler 1930-an seorang cendekia bernama julien benda dalam tulisannya "penghianatan kaum intelektual" dimana masih kontekstual hingga kini, julien benda sedikit kritik terhadap intelektual (Para pemikir) yang lebih memupuk isi kepala untuk privat (pribadi), pekerja untuk masyarakat.

Menurut Antonio Gramschi dalam teorinya "Hegemoni" yang populer di tahun 1891-1937, walaupun saat itu gramchi lebih dikeluarkan teori itu kepada pemimpin di italia yang dinilainya cenderung mendominasi klas masyarakat.

Artinya masyarakat lebih di kuasai oleh elit. Keselarasan antar klas. teori gramchi menurut saya bisa mengendalikan dengan pendidikan hari ini, terlebih dahulu soal intelektual yang lebih berhegemoni kepada masyarakat yang belum melihat (isi kepala) dominasi ini masif bahkan bisa jadi totalitas dikemudian hari ketika tak mau menyadarkan diri (roh intelektual) dari hegemoni, pembunuhan kepala .

Kampus adalah Mediasi pencerahan untuk menunaikan amanah tuhan. Apa itu ? "Dan Aku menciptakan Manusia di atas Bumi tidak Lain untuk berbuat kepada Semesta". Sehingga ini jadi catatan penting ketika mahasiswa tak punya semangat Tersebut.

Hegemoni / dominasi itu semakin melebar dalam artian "pikiran manusia" untuk meng-iyakan konsep kapitalisasi pendidikan terlebih dahulu di kampus dunia, mahasiswa dan tanggung jawabnya adalah hanya untuk kemanusiaan, jika grup itu bukan lagi mahasiswa namun sebatas siswa saja.

Mengutip apa yang di katakan oleh Edward W. Said seorang yang sepakat dengan pemikirannya julien benda dimana edward menulis "peran Intelektual" ia mengatakan intelektual bukan sendiri-mata berdiri di atas menara gading, tapi sebaliknya intelektual harus berada di tengah-tengah masyarakat yang berada di masalah sosial. 

Banyak hal yang bisa dipetik kemudian di buat sebagai pengalaman hidup kedepan. Pendidikan bukan hanya menciptakan manusia untuk kerja karena bukan sebuah robot untuk diarahkan sesuka-suka. Pendidikan adalah jalan kata kata paulo freire, olehnya jadikan momentum kuliah sebagai jalan menuju pencerahan, mencerahkan diri, dan mencerahkan masyarakat yang masih minim akan pendidikan.

Membaca buku adalah alasan untuk mengukir histori baru dan merefleksikan sedikit histori lama (Sejarah lama), kenapa pendidikan masih di hegemonikan oleh beberapa kelompok? bukan lagi sebagai tujuan keumatan. Karena itu kesadaran yang nyata terhadap pendidikan masih minim, terlebih dahulu negara sudah mengamanahkan melalui Uud bahwasanya "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan" sehingga perlu sadar diri kita untuk jadi intelektual yang ber-intelektual bukan dis-intelektual.

Dis-intelektual adalah sebuah kemerosotan berfikir dan lebih berfikir komsumtif, proyek berfikir inovatif (inovatif yang dimaksud mampu memberi gagasan baru / pengetahuan baru).

(Fiki Gumeleng)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama